Jumat, 27 September 2013

Renunganku : "Mengobati hati yang terluka..."


Salah satu risiko pacaran adalah putus cinta. Apalagi jika sudah berpacaran lama dan cinta telanjur mendalam. Namun dibalik semua ini kita harus percaya bahwa Tuhan tidak meninggalkan kita. Ia ada di dekat kita untuk menolong. Ia rindu menguatkan dan menghibur kita.


Mazmur 34:19 berkata:
"Tuhan itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, dan Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya."

Kita semua tentunya pernah mengalami sakit hati. Pada saat seperti ini janganlah kita bertanya: di mana Tuhan? Mengapa Ia biarkan aku sendiri?
Ia ada di dekat kita. Ia sangat terikat dengan firmanNya! Sapalah Dia, berbicaralah denganNya!


Cobalah untuk mengobati luka hati dengan:

1. Bersyukur atas apa yang telah terjadi.
Ingatlah bahwa Ia mengetahui semua yang kita alami. Walaupun saat ini kita sulit mengucap syukur, berusahalah melakukannya!
Semua jalan manusia lurus dalam pandangannya sendiri. Namun Allah tahu apa yang ada di balik tikungan jalan kita. Percayalah bahwa apa yang terjadi adalah seijin Dia!
Kita hanya melihat satu langkah di depan, Allah melihat sejuta langkah di depan kita. Teruslah berkata bahwa Ia tahu "what’s best for me!".
Salah satu tanda kedewasaan hidup rohani adalah bila kita dapat belajar mengucap syukur atas segala sesuatu yang terjadi dalam hidup ini.

2. Relakan kepergiannya.
Ini adalah cara paling cepat untuk menyembuhkan luka hati. Berdoalah agar ia bahagia dan diberkati baik secara jasmani maupun rohani!
Mungkin pada awalnya sulit karena ada pertentangan batin. Namun teruslah untuk berdoa untuk dia. Berdoalah juga untuk diri sendiri. Katakan kepada Tuhan bahwa kita telah merelakan dia pergi. Sesudah itu perintahkan hati dan pikiran kita untuk merelakan kepergiannya.
Dengan begitu proses kesembuhan akan segera bekerja dalam diri kita. Mengapa? Karena sebenarnya kita sedang belajar mengampuni. Tuhan pasti senang dengan hal ini dan akan menyembuhkan luka batin kita.

3. Bersyukurlah karena ini terjadi saat kita masih pacaran.
Bayangkan jika setelah kita menikah dengannya, tiba-tiba ia pergi membawa seluruh pakaiannya dan hanya meninggalkan sepucuk surat singkat permohonan maaf karena telah meninggalkan kita!
Itulah sebabnya kita harus meyakinkan diri, lebih baik ini terjadi sekarang daripada nanti!
Kita juga harus merasa beruntung karena telah mengenal kualitas cintanya saat ini, dibanding baru tahu belakangan!
Jadi, percayalah bahwa Allah sedang melakukan yang terbaik dalam hidup kita. Kita harus mempunyai satu prinsip penting tentang hidup: "Allahlah yang mengatur kapan manusia lahir, dengan siapa ia menikah dan kapan ia mati". Setiap orang yang takut akan Tuhan pasti mengalami tangan kasih Allah dalam hal ini.

4. Berjalanlah dengan iman.
Tuhan pasti akan memberi seseorang yang terbaik kepada kita. Ini mungkin terjadi karena dulu kita langsung pacaran tanpa bertanya pada Tuhan. Bisa juga karena karakter kita belum terbentuk. Tenang saja! Percayalah bahwa Tuhan pasti telah menetapkan seorang yang spesial dan tepat bagi kita. Jalani lagi hidup dengan baik. "Be good at whatever things you do"!.
Saat kita menemukan pasangan yang tepat, maka kita dengan sangat bersukacita akan berkata, "Thank’s a lot God! You’re Great!". Ingat apa yang Ia janjikan dalam firmanNya, "Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi setiap orang yang mengasihi Dia"~(Roma 8:28).


Bagaimana Mengobati Patah Hati?

Sulit dipercaya saat kita harus berpisah dengan pria impian kita atau wanita yang sempurna. Tanpanya, kita merasa tidak ada lagi kebahagiaan dalam hidup kita.
Saat itu luka yang timbul nampaknya hampir tak tertahankan. Sungguh tak tertahankan sampai-sampai ada orang yang mengatakan seseorang bisa mati karena patah hati.
Percaya atau tidak, mereka yang bisa bertahan, bisa melakukan hal-hal yang lebih baik dari yang pernah mereka pikirkan sebelumnya.

Jadi, sebenarnya apa kunci untuk mengobati patah hati dengan cepat?
Kadang-kadang kebenaran itu memang menyakitkan. Tidak ada sesuatu apa pun yang dapat menyembuhkan luka hati dengan cepat. Meski demikian, ada beberapa hal yang bisa kita gunakan untuk memulihkannya, yaitu: waktu, keluarga, teman-teman, dan di atas semuanya itu adalah Yesus (dan juga sedikit coklat cookies, hehehe...).

1.Waktu.
Pernahkah kita mendengar ungkapan, "Waktu menyembuhkan semua luka?" Percaya atau tidak, ungkapan ini benar! Waktu bisa menyembuhkan luka, penyakit, penolakan, dan bahkan penyakit jantung.
Berikan diri kita waktu untuk sendiri, maka luka akan berkurang. Seiring dengan berjalannya hari, rasa tidak ada harapan itu sedikit demi sedikit akan berkurang dan kita akan lebih optimis terhadap masa depan. Percayalah, ini terbukti! Banyak orang sudah pernah mengalami hal ini, termasuk saya sendiri...


2. Keluarga.

Keluarga yang telah Tuhan berikan kepada kita adalah suatu anugerah (dan bagi beberapa orang, merupakan anugerah yang tersamar...).
Mereka selalu ada di samping kita dan saat seseorang melukai kita, sudah pasti orang itu menjadi musuh kita! Keluarga memang luar biasa, meskipun kita tahu bahwa kitalah yang salah, di mata keluarga kita, 'orang lain'lah yang selalu disalahkan.
Kita tidak akan menemukan dukungan yang seperti ini dari orang lain, bahkan dari teman kita sendiri, karena teman-teman cenderung melihat segala sesuatunya secara objektif (siapa yang benar, itu yang dibela), sedangkan keluarga sangat mengasihi kita, mereka tidak melihat kesalahan yang telah kita lakukan.
Oleh sebab itulah mereka selalu melindungi kita. Bahkan kadang-kadang saat kita tidak mengharapkannya sekalipun.

3 .Teman-teman.

Seorang sahabat baik adalah suatu aset yang sangat berarti, khususnya di saat-saat yang sulit.
Sahabat bisa membuat kita tertawa dan melupakan saat-saat yang membuat kita terluka, bahkan saat kita merasa seperti berkubang dalam pengasihan diri sendiri. Tuhan telah memberi kita teman-teman sebagai anugerah dengan tujuan untuk membuat kita merasa ada yang memiliki, bahwa kita diperlukan. Sehingga kita tidak dikurung oleh rasa putus asa yang membatasi kita untuk melakukan sesuatu. Kita bisa mendapatkan penghiburan dan hal-hal yang jenaka dari teman-teman, yang kemudian bisa membalut hati kita yang sedang terluka.

4. Yesus.
Dari semuanya itu, yang bisa menyembuhkan luka yang kita alami karena patah hati adalah 'DOA'.
Yesus selalu ada meskipun kita tidak memiliki keluarga atau teman-teman yang bisa membuat kita tenang. Yesus adalah keluarga dan teman kita. Dia yang menenangkan kita saat kita menghadapi masalah. Dan Dia selalu ada untuk kita kapan saja.
Doa yang terus dipanjatkan kepadaNya supaya Dia memimpin kita melalui masa sulit ini akan menguatkan kita, tidak hanya secara emosi, tetapi juga rohani.


"Janganlah jatuh ke dalam dosa, tetap berdoa, be hopeful, be faithful and be thankful..!"

Tuhan Yesus memberkati!