Minggu, 22 September 2013

Broken Heart


Mungkin kau tak pernah tau apa yang kutulis disini,
Yang terkadang tak tereja di setiap syairnya,
Yang tak pernah selesai kurangkai untukmu,
Dan tak pernah lelah kugoreskan di tiap aksaranya,
Hingga kata yang kupintal menjadikan namamu...

Ijinkan aku mencintaimu meski dalam goresan pena,
Aku ingin mencintaimu layaknya mentari,
Yang bergulir sempurna dari kanan ke kiri,
Aku ingin mencintaimu seperti udara,
Yang tak terlihat namun dapat kau rasa,

Mungkin bagimu rinduku tak kasat mata,
Rindu yang terbaca mata namun tak kau pahami maknanya,
Biarkanlah aku simpan dan kurajut dalam hati,
Tentangmu...
Pada sedikit kisah hidupmu yang pernah kau bagi cerita,
Pada sekeping hatimu yang rela kutumbuhi bunga,
Tentangmu...
Namamu yang selalu menggetarkan hatiku...

Jika aku tau itu akan menjadi yang terakhir kalinya...
Ketika melihatmu pergi berlalu, ku akan erat memelukmu!

Jika aku tau itu akan menjadi yang terakhir kalinya...
Aku ingin menyisihkan beberapa menit untukmu,
Berhenti, lantas katakan "Aku mencintaimu!"

Tapi mungkin aku salah,
Dan hari ini adalah semua yang aku dapatkan...
Kau berlalu tanpa menoleh ke belakang,
Dan entah hujan itu akhirnya tak dapat terbendung,
Mendung yang tertahan kini jadilah telaga yang bermuara,
Seperti laut yang tiada henti beriak ombak...

Tuhan yang menciptakan keindahan,
Tuhan yang menciptakan cinta,
Salah kah?
Apakah keindahan itu harus dipertentangkan?

Perasaan ini bukan rekayasa,
Bukan sekedar cerita yang di tulis sutradara,
Perasaan ini bukan gulma,
Yang keberadaannya harus dibasmi...

Perasaan ini tumbuh seumpama bunga indah,
Tumbuh indah di dalam hati,
Aku mencintai Tuhan,
Aku mencintaimu juga!

Yang masih sulit untuk kuterima,
Yang masih sulit untuk kuhilangkan,
Yang masih kupertanyakan hingga saat ini,
Dia yang menciptakan perbedaan,
Haruskah dipertentangkan?

---~~~++~~~---

Jujur, sekarang aku sedang patah hati... Ini entah yang keberapa kalinya aku rasakan hal... Gimana tidak, di saat kasih bersemi, segala janji terucap kini hancur oleh karena dia lebih memilih untuk eksis dalam pelayanan...
Dan yang lebih parahnya, aku yang baru saja bekerja di hari yang pertama, di saat itu pula dia memberhentikan aku bekerja... Seakan kunci matiku dia genggam kemudian dia campakkan begitu saja...
Benarkah ini Tuhan? Inikah yang Tuhan inginkan untuk aku rasakan?

Jika memang ini kehendak Tuhan, aku tidak akan pernah menyesalinya... Tapi mengapa begitu sakit yang kurasakan? Jauh kiranya hati dan pikiranku menghujat Engkau ya Tuhanku...
Meski begitu sakitnya hati ini, aku tetap berpengharapan pasti Tuhan berikan yang terbaik!

Kamu yang disana, aku percaya usaha dan pelayananmu tidak kan sia-sia! Memang demikianlah harus kamu lakukan, ingat... Kamu melepas "barang yang kurang berharga", Tuhan sudah siapkan "barang yang berharga".

Tuhan memberkatimu senantiasa!